PENCAPAIAN & ALASAN

Malam tadi sekitar jam 8, pas banget gue selesai mandi setelah berjam-jam berkutat di depan laptop karena harus ngirim-ngirim foto ke panitia dekdok buat acara sumpah dokter bulan depan. Ada chat masuk ke LINE gue, dari Sarah. 
Sarah nge-chat masih bahas tentang model baju yang nanti mau dipake pas acara sumpah yang kita obrolin sore tadi. Dia bilang ternyata bener kata gue kalo temen kami, sebut aja Mawar ternyata mau bikin model dress juga buat sumdok ntar, sama kayak yang dipengen Sarah. Eh tapinya nggak lama dia chat lagi, “Aku jadinya atas bawah juga pi”. Bener-bener dehhhhh ‘sarabetinatangguh.blogspot.co.id' ini galau sekali pikir gue :D hahahahahahaha. 
Setelah itu, chat berlanjut ke ungkapan kekecewaan si Sarah Betina Tangguh mengenai tanggal sumpah dokter kami yang jatuh pada weekdays. Kecewanya karena udah nggak akan ada pacar yang dateng (karena emang nggak punya) dan temen juga nggak bisa dateng karena pada kerja kalo weekdays gitu.
Sejenak gue pun merenung dan balas chat dia. Gue sama kayak Sarah. Sama-sama nggak punya pacar. Tapi bedanya, gue nggak punya temen yang bener-bener deket dan domisili di Jakarta (karna emang gue anak rantau) HAHAHA. Gue pun nyoba ngehibur dia dengan bilang kalo gue lebih parah! Mau weekdays atau weekend, orang yang datang akan tetap sama. JUST MY BELOVED FAMILY: papa, mama, & mas Leo :’)  
Sepele sih sebenernya, kan cuma sumpah. Mungkin itu yang terpikir ama kalian, hai para manusia yang tak tahu jatuh bangun sekolah disini. Honestly, gue pribadi sangat menganggap prosesi yang akan gue lakukan bulan depan nanti teramat sakral. 
SUMPAH. Sumpah sudah tentu kata yang bikin kita bergidik nggak sih? Dan lagi ini  sumpah, bukan sembarang sumpah. Ini janji atas nama Tuhan, “Demi Allah” atas segala beban profesi dokter yang nanti akan kami sandang. Sumpah yang udah gue tunggu untuk terjadi setelah LIMA SETENGAH TAHUN babak belur di medan tempur, bernama KULIAH KEDOKTERAN. Hahaha. Sar, we did it 
Gue sendiri sekarang punya pemikiran bahwa apa yang gue lakuin dan capai sekarang ini, yaitu LULUS TEPAT WAKTU adalah sebuah pencapaian besar. Tapi anehnya gue bukan lagi Vio zaman SMA yang mungkin masih peduli untuk bikin orang lain tau prestasi apa yang gue raih. Vio yang sekarang, udah nggak peduli sama pengakuan orang lain, kecuali orang tua. Kenapa? Karena satu-satunya hal yang jadi concern gue sekarang cuma bikin mama & papa happy. Thats all i need. 
Karena  memang cuma mama dan papa yang selalu ada. Jadi gue pikir nggak ada yang lebih penting untuk dateng ke acara sumpah dokter gue nanti selain mereka :”) 
Carut-marut pikiran gue terhenti ketika Sarah bilang di chat selanjutnya, “Dan selesai itu, langsung ke kuburan”. Gue literally langsung tahu apa maksudnya itu. Ke kuburan nenek & kakek. Kami berdua adalah cucu-cucu yang memang sudah nggak punya nenek & kakek. Sarah dulu pernah cerita ke gue bahwa alasan terbesar dia jadi dokter itu ya karena nenek. Nenek yang selalu ingat bahwa dia itu DOKTER SARAH, di saat beliau sudah tak ingat yang lain karena tua sudah mulai menurunkan daya ingatnya. Dan bagi gue, mbah uti yang selalu bilang ke gue dan semua orang bahwa gue nanti kalo udah besar akan jadi dokter. Di kala, beliau nggak pernah bilang itu ke cucu-cucu beliau yang lain. Cuma gue! Haru. Itu hal yang langsung merasuk dingin ke tubuh gue setelah beberapa menit gue merenung dan ingat apa yang bikin gue dan Sarah sama, dua manusia yang tumbuh bukan dari keluarga dokter ini. Yaitu ALASAN. Salah satu alasan yang bikin kami betah-betahin diri, jungkir balik sampe babak belur sekolah kedokteran itu ya karena beliau-beliau itu, nenek/ mbah uti kami.  
Bagian paling menyedihkan dari kesemuanya adalah… setelah gelar ini sudah di depan mata akan kami sandang. Beliau-beliau yang menjadi ALASAN kami berjuang itu… sudah tiada. Dipanggil oleh Yang Maha Pencipta :”) 
Kami tahu, kalian pasti bangga akan pencapaian ini. Semoga rindu kami  pun tersampaikan selalu lewat Al-Fatihah yang kami panjatkan.

Komentar

Popular posts